Ilustrasi |
Ketika masa-masa mudik, pulang kerumah orang tua. Dengan
berbagai cara kami memodifikasi motor agar bisa muat barang-barang
ditambah 4 penumpang ini. Saya, Istri dan dua anak.
Repot memang, bahkan susah. Tetapi kami jalani ini dengan
bahagia, bahkan saat itu kami sering berbincang-bincang, untuk
mensiasati kelelahan kami sekeluarga, dan trik agar anak pertama kami
tidak tertidur. Karena ia ditempatkan ditengah, sedangkan anak kedua
kami masih bayi yang berada di gendongan istri saya. Akan sangat
merepotkan dan membahayakan jika anak pertama kami sampai tertidur,
karena istri saya harus memegangi kedua anak-anak kami.
"Kasihan
sekali... Anaknya sampai kegencet ditengah," ini
komentar pengendara lain saat sama-sama berhenti di lampu merah. Dan
kami hanya tersenyum, karena itu yang bisa kami lakukan. Tetapi perlu
saya beritahukan mengenai keajaiban sebuah doa dalam perjalanan.
Kami meyakini bahwa Allah Azzawajallah, Tuhan kami tidak
pernah diam ketika melihat hambanya yang kesusahan. Karena itu, setiap
dalam perjalanan kami selalu berdoa. Tiada hentinya hingga sampai
ditempat tujuan.
Apalagi disaat-saat hujan, hingga pernah hujan yang sangat
lebat sekali. Kami sekeluarga harus terus melajukan motor kami, karena
belum ada tempat yang aman untuk kami berhenti. Dalam perjalanan dan hujan itu, kami selalu berdoa. Agar
kami bisa diberikan sebuah mobil yang layak dan baik untuk keluarga
kecil kami agar bisa terus bersilahturahim kemana-saja dengan aman dan
nyaman. Juga doa-doa kebaikan yang lainnya.
Hingga sebuah berita sekitar tahun 2013. Kami mendapatkan
kabar mengenai beberapa mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang katanya
lebih murah dan ramah likungan, akan hadir di Indonesia. Tetapi dari semua mobil LCGC yang ada, sepertinya Datsun
memiliki kriteria yang paling keren. Dimulai dari bodinya yang menurut
kami eksotis, dan terutama muat dengan keluarga kami. Apalagi tidak
terlihat murahan.
"Duit'e...
Sopo??? (Uangnya... Siapa???), Buat beli Datsun," itu pertama kali
ucapan Istri saya. Memang tidak masuk akal jika kami mau beli Datsun,
karena
kami sendiri hanya tinggal dirumah Dinas Pemerintahan karena belum mampu
membeli rumah. Apalagi membeli mobil... Datsun.
Entah darimana, rezeki itu tidak pernah disangka-sangka!
Tahun 2013 dibulan pertengahan, kami harus memaksakan diri pindah dari
rumah Dinas tersebut, karena sudah tidak aman buat kami. Tiga kali rumah
dinas yang kami tinggali dibobol maling. Setelah mempunyai rumah sendiri, dengan lingkungan yang
begitu bersahabat dan nyaman. Dan istri saya hamil anak ketiga. Ini
berita bahagia dan juga membuat saya bingung karena kendaraan saya hanya
punya satu motor.
Seperti biasanya, dalam setiap perjalanan kami selalu
memanjatkan doa. Hingga punya tiga anak, kami masih saja menggunakan
motor. Saya, istri dan tiga anak dalam satu motor. Trik baru kami, Anak
pertama didepan, anak kedua kami ditengah dan anak ketiga kami dalam
gendongan Istri. Selalu begitu, hingga sebuah rezeki dari Allah
Azzawajallah tak pernah kami sangka. Sebuah keajaiban datang.
Ketika Istri saya sakit parah, kondisinya melemah. Tetapi
saya terpaksa harus pulang kerumah orang tua, untuk mengambil beberapa
surat-surat dan berkas penting. Disaat itu pula saya harus langsung
pulang, karena kasihan dengan kondisi istri. Dalam perjalanan saya menangis sambil terus berdoa. Lebih
baik saya mengadu, mengiba dan menangis pada Allah Azzawajallah daripada
kepada orang. Itu prinsip kami.
Dan pada waktu itu juga tak disangka terjadi kecelakaan
motor, antara anak SMK dan seorang anggota TNI AD (Angkatan Darat) yang
saat itu berpakaian preman. Saya menyangka orang itu benar-benar preman,
karena perawakannya memang mirip (maaf) preman.
Ketika orang berkumpul melihat-lihat saja, tidak ada
tindakan untuk menolong anggota TNI AD yang tangannya patah. Sedangkan
anak SMKnya saya lihat hanya luka ringan. Melihat tangan yang benar-benar patah, saya minta bantuan
orang-orang yang melihat untuk ikut mengevakuasi anggota TNI AD
tersebut. Tetapi semuanya pada lari. Hanya ada 2 Orang warga sekitar dan
beberapa anak SMK yang ikut mengangkat dan mengevakuasi anggota TNI AD
di tempat yang semestinya.
Bingung bercampur takut karena saya mengira menolong
preman, yang saat itu pingsan dan belum sadarkan diri. Karena saya
anggap orang itu gegar otak, dan tangannya patah. Saya sebenarnya juga
ingin meninggalkannya, karena saat itu istri saya juga sedang sakit
parah.
Tetapi saya teringat ucapan Rasulullah Saw. Tentang
kebaikan menolong orang, saya mengurungkan niat saya meninggalkannya.
Saya langsung bawa saja orang tersebut ke Rumah Sakit terdekat, dari
situ saya tahu dia punya kartu BPJS karena dia anggota TNI AD. Lalu saya
menelpon keluarga-keluarganya. Tetapi saya malah dianggap sebagai
pelaku penabrakan oleh keluarganya. Bingung!!!
Setelah saya jelaskan, akhirnya keluarganya mengerti. Lalu
ayah dari anggota TNI AD itu saya ajak kelokasi kejadian. Dan saya
jelaskan beberapa saksi-saksi warga setempat. Akhirnya saya pamit untuk
pulang. Dalam perjalanan saya teringat istri saya sedang sakit. Saya
hanya bisa memohon pertolongan pada Allah Azzawajallah agar tidak
terjadi apa-apa dengan istri saya. Hingga sampai dirumah, saya jenguk istri yang berada
dikamar. Alhamdulillah kondisinya baik-baik, walaupun masih sakit.
Tetapi, sekali lagi ini keajaiban!
Ketika
saya cek tabungan kami secara online, tak kami
sangka ada kiriman uang yang sangat banyak sekali. Kiriman itu adalah
hasil dari saya yang kerja serabutan di internet. Seketika itu kami
gembira, dan bersyukur. Lalu kami
merayakannya di sebuah Supermarket di kota Mojokerto untuk membelikan
anak-anak mainan. Dan tak diduga ternyata kami bertemu seorang Sales
Datsun. Saya bertanya-tanya tentang Datsun. Dan langsung saya deal
untuk membeli Datsun di Dealer Datsun Kota Mojokerto.
Kami membelinya secara cash, dengan uang hasil kerja
serabutan saya di internet. Ketika Mobil Datsun itu sampai dirumah kami
setelah sekitar 3 minggu kami nantikan. Istri saya berkata.
"Ini mobil perjuangan kita, Mobil pertama dan tak boleh dijual"
Dan tahukah, ketika saya membeli mobil Datsun tersebut,
masalah utamanya adalah. Saya masih belum bisa menyetir mobil saat itu!
Wkwkwkwkw....
Aneh!!! Setelah Datsun, Ada Rejeki Lain Yang Mengalir... Masya Allah
Setelah hampir 1 tahun
kami mempunyai mobil Datsun. Anak-anak sangat senang dengan mempunyai
mobil Datsun. Saya mulai belajar menyetir mobil dari Ayah saya. Tak
tanggung-tanggung, Datsun yang nomor platnya masih putih, harus saya
pakai untuk latihan menyetir mobil. Disebuah lapangan, ayah saya hanya menginstruksikan
beberapa kegunaan, seperti pedal gas, kopling, rem, wiper, lampu sen,
dll. Setelah itu saya dibiarkan sendiri menyetir mobil dengan
sengawur-ngawurnya... Hadew, mobil baru dibuat kayak gitu Hehehe.
Banyak yang bingung, saat saya membeli Mobil Datsun. Karena
saya tidak mempersiapkan agar bisa menyetir atau mengemudi mobil
terlebih dahulu. Itu lantaran saya dan istri mempunyai prinsip yang tak
ingin mendahului takdir Allah Azzawajallah. Punya dulu, baru belajar.
Karena jika kami sudah bisa dan belum punya, tentu akan ada hasrat untuk
meminjam.
Sedangkan prinsip kami, tak ingin meminjam walaupun sedang
tak mempunyai. Karena meminjam harus mengembalikan, ketika mengembalikan
kami takut jika sesuatu terjadi, seperti jika terjadi kerusakan. Pasti
hati ini tidak merasa tenang karena merasa merusakkan barang milik orang
lain.
Karena itu, sebisa mungkin agar kami tidak meminjam barang atau apapun. Menggunakan milik sendiri lebih menenangkan hati.
Hingga... SIM A sudah saya dapatkan, plus saya juga sudah
lulus kursus mobil. Saya beranikan jalan-jalan keliling Kota Mojokerto,
dengan Datsun nomor plat putih. Jadi kelihatan kalau masih baru.
"Uhui... anyar rek (Uhui... Baru rek)!!!" ini komentar tukang parkir. Jadi sedikit malu karena punya mobil baru, hehehe.
Mulai yang seru-seru!!! Ketika Istri saya harus ditugaskan
oleh kantornya untuk ikut pelatihan di Jakarta. Kami berangkat
malam-malam dengan hujan yang sangat lebat sekali. Ditambah jam terbang
mengemudi mobil masih tingkat amatir.
Seru... karena Datsun ternyata mampu menembus hujan
walaupun wiper kaca mobil hanya satu. Kata tetangga, wiper punya Datsun
itu stylis, karena sama dengan wipernya mobil sport. Dan itu memang benar, ternyata tanpa halangan, walaupun
hujan lebat. Datsun melaju mulus dengan pengemudi yang masih amatiran.
Mantaps!!!
Yang paling utama adalah, ketiga anak kami bisa tidur
dengan nyenyak diantara hujan lebat. Jika dulu memakai motor, kami tidak
bisa seperti ini. Alhamdulillah, diantara perjalan dan hujan lebat,
kami terus panjatkan syukur dan doa-doa kami.
Ada kejadian menarik ketika kami harus mampir kerumah orang
tua kami di Sidoarjo. Untuk mengantar plus menjaga anak-anak jika
Umminya sudah berangkat naik pesawat. Sampai dirumah orang tua, anak
kami yang nomor dua sangat gembira.
Ketika Datsun kami parkir agak jauh dari rumah orang tua kami. Anak kami yang nomor dua turun dari Datsun langsung menuju rumah. Tetapi terjadi kejadian yang menggelikan.
Ketika Datsun kami parkir agak jauh dari rumah orang tua kami. Anak kami yang nomor dua turun dari Datsun langsung menuju rumah. Tetapi terjadi kejadian yang menggelikan.
"Cari siapa nak? Bu, itu anaknya siapa," kata ayah saya,
sambil bertanya pada ibu saya. Ketika Ibu saya mendekati dan bertanya
juga.
"Cari siapa nak?..."
Anak saya bingung, karena Yang Kung dan Yang Utinya tidak mengenali cucunya. Hingga akhirnya Yang Uti mendekati dan kaget.
"LOH... Ini Khalid kok!!!" Kata Ibu Saya (Yang Uti) sambil tertawa.
Dengan Datsun, kami tak lagi kesulitan untuk kapan saja pulang ke Sidoarjo.
Ketika mudik, saat sedang macet-macetnya. Ada sebuah mobil
Pick Up yang mengemudi dengan cara ugal-ugalan. Hingga akhirnya
menyenggol bemper Datsun kami sebelah kiri. Terang saja saya emosi dan
berusaha mengejar. Tetapi istri saya mencegah.
"Abi... Nggak Usah dikejar, biar saja!" Kata Istri saya.
Anak saya yang pertama nyeletuk, "Ndak apa-apa Abi, Mobilnya masih bisa jalan aja kok. Nggak Usah dikejar!"
Lah... Kalau mobilnya mogok mana bisa ngejar nak!!! Batin
saya sambil tersenyum gembira sebenarnya. Ternyata anak-anak dan istri
saya lebih sabar dari Saya sendiri, Abinya. Dengan Datsun, mobilitas kemanapun saya pergi bisa nyaman
dan aman. Dan dengan mengendari Datsun, kami seringkali bernostalgia
saat mudik melihat para pengendara motor yang mengakali dengan beragam
trik-trik agar muat menampung banyak barang dan penumpang. Itu sama yang
kami lakukan dahulu.
Setiap kami melihat, para pengendara yang demikian. Kami
selalu mendoakan mereka agar diberikan kemudahan dan kelancaran serta
diberikan kendaraan yang nyaman. Seperti yang kami pakai saat ini,
Datsun.
Dari Mobil Datsun, saya juga punya empat partner yang
bersedia untuk ikut serta mengelola usaha serabutan saya di internet.
Dan saya bisa memberikan penghasilan bulanan kepada ke-empat partner
saya tersebut.
Dari yang tak memiliki apa-apa, kemudian memiliki apa yang
kami butuhkan. Ini Rezeki dari Allah Azzawajallah, dan juga ujian bagi
kami. Karena itu ada pengeluaran 12,5% dari setiap pengeluaran kami
untuk zakat, dan infaq. Semua apa yang saya dapatkan milik-Nya, dan bisa
diambil kapanpun juga, pun juga bisa ditambah lebih banyak. Kami hanya
berharap dan berdoa saja, pasrah dengan beragam takdir-takdir-Nya.
Salam #ceritadatsun (om fajar)
EmoticonEmoticon