Monday, April 4, 2016

HIKMAH | MOBIL PERJUANGAN, YANG PERTAMA DAN TAK AKAN DIJUAL

Ilustrasi
Mengingat masa awal kami, keluarga kecil yang selalu menggunakan motor kemenapun kami pergi. Dimasa itu kami seringkali harus mengakali bagaimana agar kami sekeluarga bisa muat dalam satu motor. Suami, Istri Dan dua orang anak.

Ketika masa-masa mudik, pulang kerumah orang tua. Dengan berbagai cara kami memodifikasi motor agar bisa muat barang-barang ditambah 4 penumpang ini. Saya, Istri dan dua anak.


Repot memang, bahkan susah. Tetapi kami jalani ini dengan bahagia, bahkan saat itu kami sering berbincang-bincang, untuk mensiasati kelelahan kami sekeluarga, dan trik agar anak pertama kami tidak tertidur. Karena ia ditempatkan ditengah, sedangkan anak kedua kami masih bayi yang berada di gendongan istri saya. Akan sangat merepotkan dan membahayakan jika anak pertama kami sampai tertidur, karena istri saya harus memegangi kedua anak-anak kami.

"Kasihan sekali... Anaknya sampai kegencet ditengah," ini komentar pengendara lain saat sama-sama berhenti di lampu merah. Dan kami hanya tersenyum, karena itu yang bisa kami lakukan. Tetapi perlu saya beritahukan mengenai keajaiban sebuah doa dalam perjalanan. 

Kami meyakini bahwa Allah Azzawajallah, Tuhan kami tidak pernah diam ketika melihat hambanya yang kesusahan. Karena itu, setiap dalam perjalanan kami selalu berdoa. Tiada hentinya hingga sampai ditempat tujuan.

Apalagi disaat-saat hujan, hingga pernah hujan yang sangat lebat sekali. Kami sekeluarga harus terus melajukan motor kami, karena belum ada tempat yang aman untuk kami berhenti. Dalam perjalanan dan hujan itu, kami selalu berdoa. Agar kami bisa diberikan sebuah mobil yang layak dan baik untuk keluarga kecil kami agar bisa terus bersilahturahim kemana-saja dengan aman dan nyaman. Juga doa-doa kebaikan yang lainnya. 

Hingga sebuah berita sekitar tahun 2013. Kami mendapatkan kabar mengenai beberapa mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang katanya lebih murah dan ramah likungan, akan hadir di Indonesia. Tetapi dari semua mobil LCGC yang ada, sepertinya Datsun memiliki kriteria yang paling keren. Dimulai dari bodinya yang menurut kami eksotis, dan terutama muat dengan keluarga kami. Apalagi tidak terlihat murahan.

"Duit'e... Sopo??? (Uangnya... Siapa???), Buat beli Datsun," itu pertama kali ucapan Istri saya. Memang tidak masuk akal jika kami mau beli Datsun, karena kami sendiri hanya tinggal dirumah Dinas Pemerintahan karena belum mampu membeli rumah. Apalagi membeli mobil... Datsun. 

Entah darimana, rezeki itu tidak pernah disangka-sangka! Tahun 2013 dibulan pertengahan, kami harus memaksakan diri pindah dari rumah Dinas tersebut, karena sudah tidak aman buat kami. Tiga kali rumah dinas yang kami tinggali dibobol maling. Setelah mempunyai rumah sendiri, dengan lingkungan yang begitu bersahabat dan nyaman. Dan istri saya hamil anak ketiga. Ini berita bahagia dan juga membuat saya bingung karena kendaraan saya hanya punya satu motor. 

Seperti biasanya, dalam setiap perjalanan kami selalu memanjatkan doa. Hingga punya tiga anak, kami masih saja menggunakan motor. Saya, istri dan tiga anak dalam satu motor. Trik baru kami, Anak pertama didepan, anak kedua kami ditengah dan anak ketiga kami dalam gendongan Istri. Selalu begitu, hingga sebuah rezeki dari Allah Azzawajallah tak pernah kami sangka. Sebuah keajaiban datang.

Ketika Istri saya sakit parah, kondisinya melemah. Tetapi saya terpaksa harus pulang kerumah orang tua, untuk mengambil beberapa surat-surat dan berkas penting. Disaat itu pula saya harus langsung pulang, karena kasihan dengan kondisi istri. Dalam perjalanan saya menangis sambil terus berdoa. Lebih baik saya mengadu, mengiba dan menangis pada Allah Azzawajallah daripada kepada orang. Itu prinsip kami. 

Dan pada waktu itu juga tak disangka terjadi kecelakaan motor, antara anak SMK dan seorang anggota TNI AD (Angkatan Darat) yang saat itu berpakaian preman. Saya menyangka orang itu benar-benar preman, karena perawakannya memang mirip (maaf) preman.

Ketika orang berkumpul melihat-lihat saja, tidak ada tindakan untuk menolong anggota TNI AD yang tangannya patah. Sedangkan anak SMKnya saya lihat hanya luka ringan. Melihat tangan yang benar-benar patah, saya minta bantuan orang-orang yang melihat untuk ikut mengevakuasi anggota TNI AD tersebut. Tetapi semuanya pada lari. Hanya ada 2 Orang warga sekitar dan beberapa anak SMK yang ikut mengangkat dan mengevakuasi anggota TNI AD di tempat yang semestinya. 

Bingung bercampur takut karena saya mengira menolong preman, yang saat itu pingsan dan belum sadarkan diri. Karena saya anggap orang itu gegar otak, dan tangannya patah. Saya sebenarnya juga ingin meninggalkannya, karena saat itu istri saya juga sedang sakit parah.

Tetapi saya teringat ucapan Rasulullah Saw. Tentang kebaikan menolong orang, saya mengurungkan niat saya meninggalkannya. Saya langsung bawa saja orang tersebut ke Rumah Sakit terdekat, dari situ saya tahu dia punya kartu BPJS karena dia anggota TNI AD. Lalu saya menelpon keluarga-keluarganya. Tetapi saya malah dianggap sebagai pelaku penabrakan oleh keluarganya. Bingung!!!

Setelah saya jelaskan, akhirnya keluarganya mengerti. Lalu ayah dari anggota TNI AD itu saya ajak kelokasi kejadian. Dan saya jelaskan beberapa saksi-saksi warga setempat. Akhirnya saya pamit untuk pulang. Dalam perjalanan saya teringat istri saya sedang sakit. Saya hanya bisa memohon pertolongan pada Allah Azzawajallah agar tidak terjadi apa-apa dengan istri saya. Hingga sampai dirumah, saya jenguk istri yang berada dikamar. Alhamdulillah kondisinya baik-baik, walaupun masih sakit. Tetapi, sekali lagi ini keajaiban! 

Ketika saya cek tabungan kami secara online, tak kami sangka ada kiriman uang yang sangat banyak sekali. Kiriman itu adalah hasil dari saya yang kerja serabutan di internet. Seketika itu kami gembira, dan bersyukur. Lalu kami merayakannya di sebuah Supermarket di kota Mojokerto untuk membelikan anak-anak mainan. Dan tak diduga ternyata kami bertemu seorang Sales Datsun. Saya bertanya-tanya tentang Datsun. Dan langsung saya deal untuk membeli Datsun di Dealer Datsun Kota Mojokerto. 

Kami membelinya secara cash, dengan uang hasil kerja serabutan saya di internet. Ketika Mobil Datsun itu sampai dirumah kami setelah sekitar 3 minggu kami nantikan. Istri saya berkata.
"Ini mobil perjuangan kita, Mobil pertama dan tak boleh dijual"
Dan tahukah, ketika saya membeli mobil Datsun tersebut, masalah utamanya adalah. Saya masih belum bisa menyetir mobil saat itu! Wkwkwkwkw....

Aneh!!! Setelah Datsun, Ada Rejeki Lain Yang Mengalir... Masya Allah

Setelah hampir 1 tahun kami mempunyai mobil Datsun. Anak-anak sangat senang dengan mempunyai mobil Datsun. Saya mulai belajar menyetir mobil dari Ayah saya. Tak tanggung-tanggung, Datsun yang nomor platnya masih putih, harus saya pakai untuk latihan menyetir mobil. Disebuah lapangan, ayah saya hanya menginstruksikan beberapa kegunaan, seperti pedal gas, kopling, rem, wiper, lampu sen, dll. Setelah itu saya dibiarkan sendiri menyetir mobil dengan sengawur-ngawurnya... Hadew, mobil baru dibuat kayak gitu Hehehe.

Hingga mobil Datsun warna putih bisa sampai berwana kecoklatan akibat banyaknya debu yang menempel. Seperti lagi road race dari padang pasir. Tetapi setelah orang tua saya kembali pulang, ke Sidoarjo. Saya di Kota Mojokerto, ternyata masih takut untuk menyetir mobil sendirian. Saya putuskan untuk menimba ilmu lagi ke kursus mobil di daerah perumahan tempat saya, Surodinawan.

Banyak yang bingung, saat saya membeli Mobil Datsun. Karena saya tidak mempersiapkan agar bisa menyetir atau mengemudi mobil terlebih dahulu. Itu lantaran saya dan istri mempunyai prinsip yang tak ingin mendahului takdir Allah Azzawajallah. Punya dulu, baru belajar. Karena jika kami sudah bisa dan belum punya, tentu akan ada hasrat untuk meminjam.

Sedangkan prinsip kami, tak ingin meminjam walaupun sedang tak mempunyai. Karena meminjam harus mengembalikan, ketika mengembalikan kami takut jika sesuatu terjadi, seperti jika terjadi kerusakan. Pasti hati ini tidak merasa tenang karena merasa merusakkan barang milik orang lain.
Karena itu, sebisa mungkin agar kami tidak meminjam barang atau apapun. Menggunakan milik sendiri lebih menenangkan hati.
 
Hingga... SIM A sudah saya dapatkan, plus saya juga sudah lulus kursus mobil. Saya beranikan jalan-jalan keliling Kota Mojokerto, dengan Datsun nomor plat putih. Jadi kelihatan kalau masih baru.
"Uhui... anyar rek (Uhui... Baru rek)!!!" ini komentar tukang parkir. Jadi sedikit malu karena punya mobil baru, hehehe.

Mulai yang seru-seru!!! Ketika Istri saya harus ditugaskan oleh kantornya untuk ikut pelatihan di Jakarta. Kami berangkat malam-malam dengan hujan yang sangat lebat sekali. Ditambah jam terbang mengemudi mobil masih tingkat amatir.

Seru... karena Datsun ternyata mampu menembus hujan walaupun wiper kaca mobil hanya satu. Kata tetangga, wiper punya Datsun itu stylis, karena sama dengan wipernya mobil sport. Dan itu memang benar, ternyata tanpa halangan, walaupun hujan lebat. Datsun melaju mulus dengan pengemudi yang masih amatiran. Mantaps!!! 

Yang paling utama adalah, ketiga anak kami bisa tidur dengan nyenyak diantara hujan lebat. Jika dulu memakai motor, kami tidak bisa seperti ini. Alhamdulillah, diantara perjalan dan hujan lebat, kami terus panjatkan syukur dan doa-doa kami.

Ada kejadian menarik ketika kami harus mampir kerumah orang tua kami di Sidoarjo. Untuk mengantar plus menjaga anak-anak jika Umminya sudah berangkat naik pesawat. Sampai dirumah orang tua, anak kami yang nomor dua sangat gembira.

Ketika Datsun kami parkir agak jauh dari rumah orang tua kami. Anak kami yang nomor dua turun dari Datsun langsung menuju rumah. Tetapi terjadi kejadian yang menggelikan.
"Cari siapa nak? Bu, itu anaknya siapa," kata ayah saya, sambil bertanya pada ibu saya. Ketika Ibu saya mendekati dan bertanya juga.
"Cari siapa nak?..."
Anak saya bingung, karena Yang Kung dan Yang Utinya tidak mengenali cucunya. Hingga akhirnya Yang Uti mendekati dan kaget.
"LOH... Ini Khalid kok!!!" Kata Ibu Saya (Yang Uti) sambil tertawa.

Dengan Datsun, kami tak lagi kesulitan untuk kapan saja pulang ke Sidoarjo.
Ketika mudik, saat sedang macet-macetnya. Ada sebuah mobil Pick Up yang mengemudi dengan cara ugal-ugalan. Hingga akhirnya menyenggol bemper Datsun kami sebelah kiri. Terang saja saya emosi dan berusaha mengejar. Tetapi istri saya mencegah.
"Abi... Nggak Usah dikejar, biar saja!" Kata Istri saya.
Anak saya yang pertama nyeletuk, "Ndak apa-apa Abi, Mobilnya masih bisa jalan aja kok. Nggak Usah dikejar!"

Lah... Kalau mobilnya mogok mana bisa ngejar nak!!! Batin saya sambil tersenyum gembira sebenarnya. Ternyata anak-anak dan istri saya lebih sabar dari Saya sendiri, Abinya. Dengan Datsun, mobilitas kemanapun saya pergi bisa nyaman dan aman. Dan dengan mengendari Datsun, kami seringkali bernostalgia saat mudik melihat para pengendara motor yang mengakali dengan beragam trik-trik agar muat menampung banyak barang dan penumpang. Itu sama yang kami lakukan dahulu.
Setiap kami melihat, para pengendara yang demikian. Kami selalu mendoakan mereka agar diberikan kemudahan dan kelancaran serta diberikan kendaraan yang nyaman. Seperti yang kami pakai saat ini, Datsun.

Dari Mobil Datsun, saya juga punya empat partner yang bersedia untuk ikut serta mengelola usaha serabutan saya di internet. Dan saya bisa memberikan penghasilan bulanan kepada ke-empat partner saya tersebut.

Dari yang tak memiliki apa-apa, kemudian memiliki apa yang kami butuhkan. Ini Rezeki dari Allah Azzawajallah, dan juga ujian bagi kami. Karena itu ada pengeluaran 12,5% dari setiap pengeluaran kami untuk zakat, dan infaq. Semua apa yang saya dapatkan milik-Nya, dan bisa diambil kapanpun juga, pun juga bisa ditambah lebih banyak. Kami hanya berharap dan berdoa saja, pasrah dengan beragam takdir-takdir-Nya.

Salam #ceritadatsun (om fajar)


EmoticonEmoticon